Minta Pemerintah Provinsi Papua Harus Perhatikan Mahasiswa Eksodus

Mahasiswa Papua saat Aksi

Jayapura, SP - Ketua pemuda baptis Papua ( Sepi Wanimbo, S.IP,. M.KP ) melihat sejak terjadi kerisuan Ormas dan gabungan anggota keamanan TNI/Polri melakukan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa asal Papua depan asrama di kota studi Surabaya, Malang, dan Jawa Timur pada jumat, 16 Agustus 2019.

Tindakan kekerasan itu menjebabkan banyak mahasiswa asal Papua yang ditangkap, ditahan dan diproses hukum. Yang lain mendapat ancaman abis - abisan sehingga mahasiswa asal Papua terauma, takut dan tidak bebas untuk fokus kuliah.

Sehingga mengambil komitmen untuk pulan ke Papua. Dengan kegelisaan dan situasi seperti itu mahasiwa lain berusaha mengambil surat teransfer atau surat pindah dari kampus untuk masuk di Papua dan ada yang tak mengambil surat pindah.

Mahasiswa eksodus dari kota studi sampe di Papua terbagi setiap kabupaten sesuai asal daerah.

Selama lima bulan stenga ini saya melihat ade - ade mahasiswa eksodus sejak mereka datang sampe detik ini Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kota hanya dibiarkan begitu saja dan juga aspirasi mereka sampaikan kepada pemerintah tidak ada yang menangapi serius.

Sayang sekali ade - ade mahasiswa eksodus selama lima stenga bulan ini mereka korbang atau mereka rugi sekali karena tidak belajar seperti biasahnya.

Karena itu saya saran kepada ketua - ketua mahasiswa atau ketua - ketua korwil harus mengambil data lengkap bagi mahasiswa eksodus lalu sampaikan keluhannya kepada Pemerintah Provinsi dan  Pemerintah Kabupaten Kota supaya  terakomudir semua biar tak ada yang ketinggalan.

Saya selaku pimpinan pemuda baptis di tanah Papua minta kepada Pemerintah Provinsi jangan fokus urus namanya, PON 2020. Tetapi harus selesaikan secara baik  masalah yang di depan mata ini. Yaitu mahasiswa eksodus yang sedang mengalami korbang dalam studi, dan yang sedang ada di tahanan ini.

Dan masalah di Intan Jaya dan  Ndugama sejak 2 Desember 2018 sampe detik ini masyarakat kecil sangat korbang dalam pendidikan, pelayanan pemerintah dan pelayanan gereja.

Karena itu minta kepada pemerintah pusat harus tarik pasukan yang sedang beroperasih di wipayah Papua khusus Intan Jaya dan Nguma sebab operasih militer bukan solusi yang tetap untuk selesaikan masalah konflik tetapi solusi yang tetap adalah Diaog interaktif.

Juga harap pemerintah daerah melakukan emoju atau mengambil suatu sikap yang baik dengan pemerintah Surabaya, Malang, dan Jawa Timur supaya ade - ade mahasiswa eksodus balik ke kota study untuk menimbang ilmu seperti biasah dengan tenang dan baik.

Sebab mereka ini adalah aset bangsa Papua dan aset gereja yang akan melanjutkan tongkat stafet di pemerintah maupun di gereja.

Sehingga saya minta kepada pemerintah daerah harus perhatikan serius biaya studi, biaya makan dan minum juga tiket untuk balik ke asal studinya.

Bagi ade - ade mahasiswa eksodus yang sudah membawa surat transfer atau surat pindah dari kampus silahkan masuk di kampus yang ada di Papua dan Papua Barat tetapi ingat ikuti jadwal akademik atau ikuti aturan kampus yang berlaku.

Jika hari ini pemerintah daerah membiarkan mahasiswa eksodus begitu saya pasti Papua akan dikuasai oleh orang non-Papua tetapi hari ini pemerintah daerah fokus dan perhatikan secara seriua kepada mahasiswa eksodus saya percaya 100%  pasti mereka ini yang akan membangun tanah Papua ini lebih baik lagi.(*)

Tiom : 21 Januari 2020
Oleh  : Sepi Wanimbo
Ketua pemuda baptis Papua