Kali ini renungan dengan Judul ada Rencana Tuhan dalam setiap Perkara, baru saja rakyat West Papua kehilangan Pilot dan Pesawat maka untuk menghormati ada Firman yang memberikan kekuatan.
Baca: Lukas 1:5-25
"Inilah
suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di
depan orang." Lukas
1:25
Pada zaman
dahulu kemandulan dianggap sebagai aib. Masyarakat menganggap bahwa
wanita yang tidak memiliki keturunan alias mandul pastilah mempunyai hal yang
tidak beres dalam dirinya. Karena itu kemandulan menjadi masalah terbesar
bagi semua wanita, sebab hal ini menyangkut harga diri dan tanda
ketidaksempurnaan. Akibatnya wanita yang mandul pasti akan merasa rendah
diri, tidak berharga, mengalami penolakan di mana-mana, dan bahkan
dikucilkan; dan lebih menyakitkan lagi kemandulan seringkali dijadikan alasan
oleh para suami untuk berbuat semena-mena terhadap isteri, selingkuh, atau
bahkan menikah lagi dengan wanita lain.
Elisabet adalah salah satu wanita yang tercatat di Alkitab yang
mengalami masalah ini, tapi kemandulannya bukan karena ada sesuatu yang tidak
beres, ada aib atau dosa yang diperbuatnya... Bukan! Sebab Elisabet,
isteri dari seorang imam yang bernama Zakharia, "Keduanya
adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan
Tuhan dengan tidak bercacat." (ayat 6). Melihat fakta ini
tidak selayaknya orang tergesa-gesa untuk menghakimi, mencari-cari kesalahan,
memojokkan, atau mencela. Sudah menjadi rahasia umum, ketika orang sedang
tertimpa musibah atau masalah, banyak orang langsung berpikir bahwa orang itu telah
berbuat dosa. Tidak selalu demikian! Adakalanya Tuhan mengijinkan
hal itu terjadi karena Tuhan punya rencana di balik masalah yang ada.
Kemandulan yang dialami Elisabet adalah bagian dari rencana Tuhan atas
hidupnya. "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
(Roma 8:28).
Dari sisi Elisabet, kita bisa belajar tentang ketegaran hati,
tidak mudah kecewa dan berputus asa, serta tidak berubah sikap hati, meski
dihadapkan pada situasi sulit. Bahkan ia tetap mampu menjaga kualitas
hidupnya dengan berlaku benar di hadapan Tuhan tanpa cacat cela. Ketaatan
Elisabet mendatangkan upah: ia mengandung dan melahirkan seorang anak
laki-laki (Lukas 1:57), dan anak itu adalah Yohanes Pembaptis.
Adakah yang
mustahil bagi Tuhan? Tidak ada rencana-Nya yang gagal.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !