25 Tokoh Masyarakat Dan Agama Berkumpul Di Istana Presiden |
Tomohon-Suarapasema.blogspot.com-
Kasus Terjadi Kerusuhan antara Umat Beragama Muslim dan Kristen Gereja GIDI di
Tolikara, Menewaskan 1 Orang Siswa atas Nama Endi Wanimbo dan 11 Orang Lainnya
Luka-luka serta Pembakaran Mushola di Tolikara. Akibat dari itu isu agama
meluas sampai di darerah-daerah lain pada 23 Juli 2015 Di Istana Presiden.
Presiden Indonesia Ir. Joko Widodo
Melaksanakan Pertemuan di Istana Presiden dengan Mengundang 25 Orang Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama dan Petinggi Pemerintahan Indonesia Lainnya, Untuk
Membahas Mengenai Perdamaian Insiden di Tolikara pada 19 Juli 2015 Lalu di
Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua-Indonesia. pada 23 Juli 2015.
Saat Presiden Joko Widodo Menyampaikan
Bahwa Kasus di Tolikara ini harapan sudah damai maka itu Pelaku siapapun yang
terlibat di kasus tolikara ada Penegakan Hukum, Sebagai Negara Hukum Entah
Siapapun dia Kata Jokowi.
Maka dari Itu Stasiun TV One Di
Indonesia pada Pukul 20.00 Live di TV One dalam Dialog Insiden Perdamain Tolikara, Telah Mengundang 2 Orang Tokoh Mewakili Warga Papua segaligus dengan
Mewakili Tokoh Agama Gidi dan Agama Muslim Di Indonesia yaitu Ustad2 Jusuf Masyiur
dan Bapak Leoni Kogoya Untuk Berdialog di Lintas Agama Menjaga Keberagaman
Indonesia. Kesempatan itu juga terhubung langsung dengan Kiai Ali Mustapa Yaqub
merupakan Ulama Indonesia.
Ustad jusuf Masyiur mengatakan dalam
Dialognya bahwa Soal Penegakan Hukumnya kan kita Tokoh agama Sepakat dan tidak
melampaui wewenang dari pada Panglima dan Kapolri biarlah dulu pada
mereka-mereka lakukan hal itu. Dan Sebagaiman Itu Ujian Rumah Tangga Itu Ada
Katanya.
Ustad Menambahkan Allah Pun Ajari Kami
Doa, ia kan dan tidak keliahatan lagi mana yang benar dan mana yang salah ya
Ngak Usa Mikir, Serahkan saja Kepada Allah Subahana Wata Allah. Kalau Memang
Benar Tunjukin yang Benar.
Ali Mustapa Yaqub Ulama Indonesia
Mengantakan Saya Kira semuanya Baik yang Istana Maupun di Tolikara itu ya, Itu
Sepakat untuk tidak terjadi lagi Masalah seperti Itu. Karena Mereka Bersalaman,
Berpeluka saat berdamain. Maka inilah yang perlu diteliti dan saya yakin ada
pihak ketiga yang bermain untuk ingin mengadu antara Umat Beragama, dan tidak
Curiga lagi tetapi itu ada maka itu perlu waspadai seluruh pemeluk agama jelas
Ali.
Tambahnya Perlu ada Pencerahan kepada
Umatnya Masing-masing tentang Konsenkuensi bahwa kita Ini hidup dalam
Kemajemukan. Islam Itu Hidup dalam kemajemukan karena ada dalam Alquran,
mengakui dan menghormati Eksintensi agama-agama lain. Kita Jangan Mengganggu
Orang-orang Ibadah di Gereja, biarlah mereka beribadah dan melakukan kebaktian
dengan cara mereka sendiri.
Maka inilah Kosekkuensi kita hidup
dalam Masyarakat yang Majemuk. Saya katan disitu kalau anda tak ingin
menddengar seperti Itu ya silahkan hidup di hutan. Tetapi disana Akan Terganggu Juga, Dengan dengar suara-suara
Monyet, Karena Monyet Punya Hak Asasi Monyet Namanya itu. Tetapi pa ambil
Contoh Begitu Pa Kata Pembawa Acara, kata Ali Mustapa Yaqub “Ya Monyetkan”.
Sebagai Kewujudan di Gereja tidak hanya Harmonis dalam Eksistensi, Jelas Ali Ulama Mustapa
Kata Presiden Di Istana Sebenarnya Insiden
Tolikara tidak terjadi itu seharusnya tidak terjadi kalau Komunikasinya Kita
Itu Berjalan baik dan selalu baik.
Lenis Kogoya, Pendiri Negara ini kan
berikan Satu Amanat yaitu Bineka Tungggal Ika “Berbeda-beda tetapi tetap satu”,
Warna Hitam Putih tetap satu.
Maka Kami di didik dan diajari dari Ajaran
Kami Yaitu Kasihilah Sesamamu Manusia Seperti Dirimu Sendiri.
Maka dari itu saudara sakit saya juga
sakit, ini kita orang Papua budaya kami. Saling mengasih itu lebih utama dari
yang lain. Selama saya ada di papua dan pendiri negara inipun sampai sekarang
inipun kami negara yang tidak perna masalah tetang agama.
Saya ini pernah turun langsung di
lapangan saat peraang suku untuk mengamankan masalah Perang suku dan selama
saya turun di lapangan belum pernah Menyelesaikan masalah agama. Tetapi masalah
agama ini baru pertama kali, ha yang dimiliki oleh Papua antara Musli dan
Kristen disana tidak dimiliki oleh bangsa yang lain katanya.
Maka saya sampaikan dari pertemuan ini
perlu penegakan perlindungan Hukum. Dan Benarkah tidak di Papua Sana Ada 3
Bagian Adat, Agama, dan Pemerintah?
Ya itu karena sebelum Indonesia
Merdeka itu adat dulu Baru Gereja sesudah Itu Pemerintah sehingga pemerintah
harus menghargai adat.
Pertanyaan Pertama
Kata Pembawa Acara, sekarang ini sudah ditetapkan sebagai 2 Orang Inisial tersangka?
Lenis Ya saya sudah dapat telpon dari papua ada salah satu Ketua sinode di Papua sampaikan
Bahwa kenapa pa Lenis sebagai stap khusus presiden tidak pernah angkat untuk
nyawa yang hilang ini? 11 orang Masih sakit di rumah sakit yang ditembak aparat
dan 1 Orang Meninggal Dunia karena benda yang dibakar itu kita bisa diganti
tetapi Jiwa Manusia yang Hilang ini apa? Pertanyaan Bapak Sinode.
Maka itu Kita Bicara Untuk Masalah
Agama dan Gereja Itu Kecuali Masyarakat datang langsung lalu dibakar Mushola itu
lalu boleh bilang itu masalah agama.
Pertanyaan Kedua Kata Pembawa Acara, Bagaiman
dengan Masalah Surat Itu? Ya masalah surat itu karena terjadi masalah Mis komunikasi.
Tetapi Ustad Alihkan Pembicaraan bahwa
di Rana Itu mending jadi Rana Penyidikan Saja, Sebenarnya tidak ada asumsi. Kalau
jadi asumsikan tidak ada perbincangan yang akan selesai, karena kami sudah tahu
soal inikan kami tunggu saja, tugas kita sekarang bagaimana kita melihat jangan
sampai meluas dan supaya tidak melebar, Saling membackup antara Umat.
Di Penghujung Acara Pesan apa yang
disampaikan Buat Umat Muslim disana? Ya saya mau sampaikan menjaga antara umat
beragama saya lagi Malu Karena disana Mereka memang menjaga itu. Tetapi harapan
saya Banyak Berdoa, karena kami punya Tuhan Yang Lebih tinggi dari pada Panglima,
Kapolri, Presiden dan Penguasa Dunia. Kami Juga sambil Mendoakan Presiden dan
Semua Petinggi Negara Katanya.
Lenis Kogoya: Kita sudah selesaikan
tanggal 29 Juli 2015 Kemarin, Untuk masalah Keamanan Saya siap Bertanggung
jawab dan saya Menjamin aman Untuk hal itu. Maka saya pesan kepada Pihak
berwajib Jangan dulu Kejar-kejar Orang papua atau Rakyat papua. Tetapi ada yang kita pastikan situasi kemanan
nanti dari masyarakat Efeknya Kurang bagus jadi perlu pelan-pelan nanti
selesaikan. Yang penting salah satu kematian itu tidak perlu Bayar dan tidak
perlu selesaikan saya menjamin aman dan tidak ada pembalasan dari keluarga dan
sebagainya, jadi sementara situasi Emosi jangan dulu dikejar-kejar rakyat Papua
dulu. Kata bapak Lenis Kogoya. (Suara Pasema/Lokon).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !