Soni Wanimbo |
Menjelang hari Natal pada tanggal 25 bulan desember 2019 ini telah semakin mendekat, tinggal hitunggan hari sehingga lagu-lagu Natal mulai terdengar ketika anda memasuki pusat-pusat perbelanjaan, atau di jalan - jalan, di rumah - rumah bersantai bersama keluarga. Di pusat-pusat keramaian seperti itu, pastilah banyak dipajang hiasan-hiasan bertemakan Natal. Meskipun umat Kristen merupakan minoritas di Indonesia, namun seorang non-Kristen pun tahu, ini suasana Natal, banyak pohon Natal, banyak pondok Natal lampu terang berkelap kelip, hiasan Natal disana-sini membuat semarak suasana.
Berbicara tentang makna Natal yang sesungguhnya, banyak orang kristen yang mengaku beragama Kristen pun, ternyata tidak mengetahuinya. Makna Natal yang sesungguhnya semakin teralihkan oleh beberapa hal seperti : promosi-promosi barang-barang dengan diskon spesial turung di akhir tahun dan membagi kado Natal dimana - mana, korbangkan arta kekayaan, korbangkan uang dengan nilai besar yang ditawarkan oleh banyak orang juga pusat-pusat perbelanjaan, Natal seolah makin identik dengan seorang tua gendut berjangkut putih berbaju merah mengendarai kereta terbang yang ditarik rusa-rusa, atau menurut versi orang Indonesia - perayaan Natal sering menghadirkan seorang kakek Natal berjubah merah dan bertongkat beserta pembantu-pembantunya yang akan membagi-bagikan hadiah-hadiah, atau Natal berarti memasang pohon terang dengan banyak hiasan dan lampu berkelap-kelip di rumah-rumah, lengkap dengan kado-kado dan makan-makan.
Makna Natal yang sesungguhnya?
Apa yang ditawarkan dunia 'modern' benar-benar mengalihkan inti dari Natal yang sesungguhnya kepada hal-hal yang duniawi. Padahal sesungguhnya, makna Natal adalah tinggalkan sifat yang buruk atau tinggalkan sifat yang lama lalu merayakan perayaan Natal dengan penuh sukacita dan penuh ucapan syukur karena kelahiran Yesus Kristus, Anak Allah, Sang Juruselamat yang hidup melalui seorang perawan bernama Maria. Allah datang kepada kita, menjadi manusia yang sempurna dimata Tuhan dan dimata dunia agar Ia dapat mati dan bangkit untuk menyelamatkan kita dari kutuk maut. Allah menggenapi janjiNya ("Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya (keturunan perempuan ini) akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Kejadian 3:15).
Yesus Kristus lahir ke dalam dunia dan menjadi manusia untuk menyelamatkan kita sehingga barangsiapa yang percaya kepadaNya. KelahiranNya dirayakan sebagai awal sebuah paket 'kado' keselamatan yang harus Dia jalani. Dia menjadi manusia agar bisa mati, dan menanggung segala hukuman atas dosa-dosa kita, dosa anda dan saya. Dan karena Dia Allah, Ia juga bangkit mengalahkan maut dan kerajaan maut, menang mutlak sehingga Ia bisa berkata,"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan sorga. " (Wahyu 1:17-18).
Semoga catatan pendek ini menjadi bermanfaat bagi kita semua.
Selamat Natal 25 Desember 2019 dan selamat menyonsong tahun baru 1 januari 2020.
Raja Damai Yesus Kristus memberkati kita semua.
Penulis:
Sepi Wanimbo
Ketua Pemuda Baptis Papua
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !