Jeremy Bally Asal Kanada bersepeda keliling Dunia Kampanye Papua Merdeka |
Setiap
orang mempunyai impian dan tujuannya masing-masing untuk ingin berkeliling dunia,
ada yang berwisata dan lainnya. Setiap orang berkunjung ke setiap negara
berbeda pula tujuannya. Ditengah impian yang tinggi sering menjadi pertimbangan
dan kendalah karena membutuhkan biaya yang sangat besar dari, Biaya
Penerbangan, Kendaraan, Makan hingga Hotel.
Namun,
Bagi Jeremy Bally Pria 25 tahun kewarga Negaraan Kanada ini memiliki solusi
lain, yaitu berkendara dengan sepeda.
Jeremy
Bally dalam bersepeda tersebut ia berkeliling di 7 Negara dengan bermodal
kendaraan roda dua yakni bermodal sepeda. Ditengah itu ada hal menarik yang ia
lakukan adalah Peduli kemanusian dan bersolidaritas bagi Papua.
“Jeremy
melakukan kampanye Papua Merdeka dengan berkeliling di 7 Negara di dunia dengan
bermodal sepeda. Ia memberi dengan perjalanan panjang tersebut dengan diberi
nama, "Pedalling for Papua" atau “mengayuh untuk Papua”.
Apa
yang ia lakukan untuk melakukan kampanye tersebut? Yang menariknya adaah, Sejak
tahun lalu (2012), Bally berbicara di gereja, festival, kedai kopi, ruang
keluarga di Kanada tentang bagaimana 300 lebih suku di Papua tidak hanya
mengidentifikasi diri sebagai orang Dani, Lani, Korowai, Mee, Baik Moni, Marin,
Ayamaru, Biak, Hubla Yali, Ngalik, Meek dan lainnya. Tetapi, Mereka bersatu dan
berjuang sebagai bangsa dan berjuang untuk menentukan identitas mereka sebagai
manusia Merdeka.
Seperti
dikutip thevalleyvoice.ca,penyebab utama perjuangan orang Papua adalah apa yang
banyak pengamat juluki sebagai genosida gerak lambat yang mereka alami saat ini
dan tentu identitas merupakan tema yang menentukan perjuangan Papua Barat.
Pada
perjalanan tahun lalu itu, Bally telah menarik Lush Cosmetics sebagai sponsor
utama. Lush mendanai perjalanan ke 7 negara, Kanada, Timur Laut Amerika Serikat,
Inggris, Belanda, Irlandia, Selandia Baru, dan akan berakhir Australia.
Perjalananan ini telah ia awali dari Montreal, ibu kota Canada sejak (30/06/13)
lalu.
Unik
memang, sepedanya yang Bally gunakan untuk keliling ke nagara-negara itu. Di belakangnya
telah ia pasang bagasi untuk penyimpan persediaan makanan, diapit bendera
Kanada dan bendera Papua, Bintang Kejora. Membawa serta proyektor, laptop, dan
ukulele, sesekali berhenti untuk memanjat pohon.
Tidak
hanya sepedanya yang unik. Cara Bally mengatakan tentang kondisi Papua saat ini
dan bagaimana keinginan orang Papua saat ini ke negara-negara itu juga unik.
Dalam perjalanan itu, Bally berhenti di mana saja terdapat gereja, festival,
kedai kopi, atau bahkan ruang keluarga. Di sana, ia menyiapkan peralatan
presentasinya untuk menceritakan kisah rakyat Papua Barat dengan bantuan
proyektornya.
Pemutaran
film, puisi, lagu-lagu dengan diiringi ukulele tentu memiliki daya tarik
universal untuk segala usia dan latar belakang. Lagu milik Arnold Ap merupakan
salah satu dari 5 lagu di Pedalling for Papua / Pedayuh untuk Papua.
Dengan
cara yang unik, Bally mampu memberitahu kepada semua orang yang ia jumpai
tentang bagaimana orang Papua mengalami kekerasan negera selama 50 tahun
lamanya dan tidak banya diketahui dunia internasioanl.
Dikutip
leaderpost.com, Bally mengatakan, diperkirakan 100.000 - 500.000 orang Papua
Barat telah tewas sejak pendudukan, meskipun jumlahnya sulit untuk
mengkonfirmasi karena kontrol pemerintah yang ketat dan larangan media
mencekik. Memperjuangkan kemerdekaan secara damai seperti pengibaran bendera
Papua Barat atau menyerukan hak asasi manusia ditekan oleh Indonesia.
Genosida
gerak lambat adalah "konflik dunia yang paling dilupakan" dan
"pembunuhan massal" adalah beberapa istilah yang telah digunakan ahli
untuk menggambarkan situasi.
Bocoran
video diposting di YouTube penyiksaan, pembunuhan, dan penyalahgunaan Papua
Barat oleh tentara negara menunjukkan realitas mengerikan dari istilah-istilah
ini.
Dikatakannya,
kondisi ini bisa terjadi mungkin karena Papua Barat memiliki sejumlah besar
sumber daya alam, termasuk beberapa tembaga terbesar di dunia dan tambang emas.
Kondisi
ini belum banyak didorong ke tingkat internasioanal. Dalam kondisi ini, bagi
Bally, peningkatan kesadaran dan aksi solidaritas politik Papua Barat mendesak.
Tantangan kampanye ini dan dengan kampanye tentang isu-isu internasional secara
umum selalu membuat isu-isu dan orang-orang jauh dari kita merasa dekat, jika
tidak secara fisik, dalam jiwa.
Maka,
dengan Pedailing for Papua, Bally mengatakan, ia benar-benar bisa menjelaskan
kepada orang bagaimana ia datang untuk mendedikasikan diri untuk Papua, dan
memberikan mereka kesempatan untuk berpikir tentang bagaimana mereka dapat
menemukan jalan masuk ke sesuatu yang jauh.
Saya
mengambil sikap pribadi sebagai warga dunia. Kita perlu pendukung internasional
untuk mendedikasikan diri untuk ini. Indonesia menginvasi wilayah tersebut pada
tahun 1962, dan pada tahun 1969 memerintahkan Papua Barat-sebagian besar di
bawah todongan senjata-untuk memilih integrasi dengan Indonesi, leaderpost.com.
Papua
Barat adalah sebuah provinsi yang meliputi setengah bagian barat New Guinea,
pulau terbesar kedua di dunia, yang terletak beberapa ratus kilometer sebelah
utara Australia.
"Saya
pribadi berjuang dengan melibatkan diri untuk masalah ini sepanjang waktu.
Cerita ini harus diberitahu, dan akan Ini arti bahwa kita bisa melakukan
sesuatu bersama-sama karena kita adalah satu, manusia, kata Bally dikutip
freeinews.com.
Siapa
Jeremy Bally? Jeremy Bally lahir dan dibesarkan di pantai barat Kanada. Ia
seorang pengendara sepeda dan musisi. Bally pertama kali mendengar tentang
Papua Barat melalui seorang teman yang peduli. Lebih dari dua tahun ia terlibat
dengan masalah ini.
Lalu,
visi untuk Pedalling untuk Papua mulai terbentuk. Pada tahun 2011, ia terbang
ke Indonesia untuk melihat langsung apa situasi di lapangan, Papua Barat. Ia
melakukan wawancara dengan banyak orang selama periode minggu 5.Lalu, ia tiba
kembali di rumah dan mulai persiapan untuk kampanye pertama.
Pengalamannya
di Papua Barat ia kemas dalam presentasi multimedia, dan bersepeda itu 7500
kilometer di Kanada. Ia mendidik ribuan warga Kanada tentang hak asasi manusia,
lingkungan dan situasi politik di Papua Barat.
Diketahui,
kampanye tentang kondisi Papua dilakukan Koordinator Diplomasi Internasional
Papua Barat, Benny Wenda belum lama ini bebarapa Negara. Dalam perjalanan
"Freedom Tour" ini, Benny Wenda ditemani Pengacara HAM Internasional,
Jennifer Robinson dan penasihat hukum Julian Assange.
Sementara
itu Isu Papua, Sebelumnya hanya berbicara di acara-hingga forum-forum kecil,
tetapi dengan terbentuknya Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United
Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menyatukan tiga gerakan kemerdekaan
politik utama yang memperjuangkan kemerdekaan Nugini Barat (Papua Barat) di bawah
organisasi payung tunggal.
ULMWP dibentuk pada 7 Desember 2014 di Vanuatu
dengan menyatukan Republik Federal Papua Barat (Federal Republic of West Papua,
NRFPB), Koalisi Pembebasan Nasional Papua Barat (West Papua National Coalition
for Liberation, WPNCL) dan Parlemen Nasional Papua Barat (National Parliament
of West Papua, NPWP), hingga ULMWP terima sebagai Observer atau Peninjauh di
Melanesian Spearhead Group (MSG), maka dari itu masalah Papua Bahasa di
forum-forum besar seperti MSG, Pasifik Island Forum (PIF) hingga Masalah Papua
Barat dibawa hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN). (*)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !