Silahkan Saja Merayakan Kemerdekaan Indonesia, Tetapi Indonesia Harus Mengakui Kesalahan - Movie Papua
Headlines News Pasema

Home » , , , » Silahkan Saja Merayakan Kemerdekaan Indonesia, Tetapi Indonesia Harus Mengakui Kesalahan

Silahkan Saja Merayakan Kemerdekaan Indonesia, Tetapi Indonesia Harus Mengakui Kesalahan

Written By Admin on Sunday, August 16, 2015 | 6:56 AM





Tomohon-Suarapasema.blogspot.com-Ketua Komite Nasional papua Barat (KNPB Konsulat Indonesia Tengah, Hiskia Meage  Di telpon melalui Telpon  Seluler dari Dua Interlijen berbeda yaitu daari Polresta Manado dan Polres Kota Tomohon, minggu 16 Agustus 2015, Pada Jam 10.00 Wita. Demi Menjaga Kamtibmas Hut NKRI 17 Agustus 2015 yang ke 70 indonesia merdeka  di Provinsi sulawesi utara.

Bapak Alli Ayanudin : Anggota Intel Polresta Manado dan Bapak Denny: Kepala Kasat Intel Polres Kota Tomohon mengkonfirmasi melalui telepon seluler  kepada HISKIA MEAGE Ketua Umum Knpb konsulat indonesia bahwa: apakah pemerintah Provinsi Sulawesi utara mengakui kesalahan negara indonesia kepada orang papua atau tidak (NEGARA INDONESIA PENCAPLOKAN PAPUA BARAT KEPADA INDONESIA ?...
- Bapak Alli Ayanudin, Bapak Hiskia Besok ada kegiatan atau tidak, soalnya kamandan  Alli, Pa HERRI  ada di kendari (Kepala Intel polresta Manado) saya yng mengecek informasi apakah ada gerakan mahasiswa papua atau tidak? Tetapi Hiskia ditanyakan kembali bahwa dapat telepon seperti bingung jadi bagimana?.. kepada Bapak Alli Ayanudin bahwa menurut, komandan kegiatan yang bagimana?.. Bapak Alli, Besok kan HUT 17 agustus 2015 Sebagai Hari HUT RI yang ke 70 tahun Negara Republik Indonesia, jadi ada gerakan papua merdeka atau tidak?.., untuk kami Mahasiswa Papua di sulawesi utara ini kami hargai sebagai kamu indonesia punya hari kemerdekaan RI 17 agustus 2015 ini dan silahkan saja Rayakan Hut KemerkaanMu. Tetapi ini sebagai PESAN dari HISKIA MEAGE Kepada  Komandan ALLY Ayanudin untuk menerus kepada semua pihak Aparat /POLRI di provinsi Sulawesi Utara bahwa Selama ini Pihak Aparat TNI, POLRI, selalu menanyakan Status/identitas Mahasiswa Papua, Periksa di semua asrama mahasiswa Papua maupun Kontrakan, Kost, Kubuk/Pondok-pondok dan Ditanya-tanyai tentang Khasus Pembakaran MUSOLA di kabupaten Tolikara dan lain-lain itu Tidak Boleh. Lalu tanggapan dari Pa Alli Ayanudin bahwa seseorang aparat  ditanyakan seperti itu kami pusing  jadi Saya Siap Meneruskan Kepada Atasan Kami.

- Yang berikut dari Mendapat telepon dari Kepala Kasat Polres Kota Tomohon
Pa DENNY - Pertama-tama ucapan selamat hari minggu dengan ungkapan Syalom dan gimana kabar HISKIA ini mungkin sedang baik-baik ka?..namun hiskia menjawab bahwa kabar HISKIA setenga baik dan Setengah Buruk karena Hidup di Tanah Rantauan jadi, lalu Pa Denny menanggapi dengan cuaca hari ini karena mengingat cuaca Panas tetapi Hiskia Menanyakan langsung, bagimana bisa menelpon saya?....
Menurut Pa DENNY Kepala kasat Intel Polres Kota Tomohon Bahwa Apakah Besok Hari HUT RI yang ke 17 Agustus 2015 ini, Apakah  Mahasiswa Papua ada kegiatan Aksi Papua Merdeka atau tidak?...tetapi Hiskia Balik tanyakan kepada Pa DENNY bahwa Tadi baru saja dapat telepon dari Polresta manado dengan Mengecek informasi seperti ini secara nasional ataukah, Cuma lokal di Provinsi Sulawesi Utara Namun Menurut Pa Denny kita kan, orangnya merakyat, Bahwa Bisa saja secara nasional dan Bisa secara Lokal sulawesi utara juga..

Tetapi Hiskia sampaikan kepada Pa Ally Ayanudin Intel Polresta Manado bahwa Kami mahasiswa papua di Kota study Sulawesi Utara, Kami hargai 17 Agustus 2015 sebagai HUT RI Yang ke 70 Tahun sebagai Indonesia Merdeka. lalu tanggaban Pa Danny Intel Polres Kota tomohon bahwa dengan ungkapan Hiskia Meage seperti itu  bagus dan Bagus dan BETUL saya sangat hargai kalau pendapat Hiskia seperti itu. Namun sangat menjadi kesalnya Hiskia Menjadi kesal bahwa negara indonesia, negara Hukum dan Negara Demokrasi namun tak bisa mengakui kesalahan dimana kesalahan indonesia kepada orang papua (PENCAPLOKAN  WILAYAH PAPUA BARAT DAN ORANG PAPUA BARAT KEPADA INDONESIA) kepada negara indonesia jadi Bagimana menurut Komandan Ya?... Lalu tanggapan dari Pa Denny – Benar itu.. tetapi Pa Hiskia sekarang tinggal dimana dan Saat ini Hiskia berada di Daera Sulawesi , yang sifatnya berada di luar Papua, dilihat dari sini ini kan, bisa merasakan aman, damai dan torang semua Ba Sudara.  lanjud Hiskia bahwa saya sangat keliruh kalau bicara begini tetapi menjadi pertimbangkan saya bukan semacam begitu to?.. menurut Pa Denny dipertimbangkan yang bagimana itu?...lalu Hiskia menjawab Hiskia tingggal di Sulawesi. Lanjut Hiskia - di tanah rantauan jadi tak bisa tunjukan KEBENARAN DI TANAH ORANG JADI, TIDAK BISA BUAT APA - APA ITU, TAK MUNGKIN SEKALI  kalau PEMAHAMAN SEPERTI ITU (SALAH).

Denny. tetapi... Kita kan  bisa melihat diimana bumi berpijak, disitu kita bisa hidup OKE.  jadi Pa Hiskia kan bisa melihat selama di manado, Bisa Aman, bisa Nyaman, bisa mendapat Pendidikan sifatnya.

Hiskia. Menurut kamandan Denny seperti itu. oke-oke saja tetapi saya kembali ke sifat kamandan kan, suda sampaikan kepada saya sifatnya Nasionalis atau berjiwanya Merakyat. Hiskia seandanya Kalau kita ingin menyampaikan aspirasi atau pendapat di muka umum, apakah Komadan bisa beri kesempatan atau tidak?... Denny. Bisa-bisa saja tetapi sesuaikan situasi dan kondisI YANG ADA.

Jelas Pak Denny : Kita dengan Hiskia kan Cukup baikmaka kita ingin korfirmasi saja, Jelas Hiskia ya Untuk Kemanan dan Kenyamana kita Jaga Bersama, Tetapi pemerintah sulawesi Utara Mengakui Kesalahan kah tidak? Dari Sorong sampai Samarai atau dari Sabang sampai Merauke itu  wilayah Indonesia tetapi tindakan yang dilakukan terhadap Orang Papua itu manusiawi atau tidak manusiawi? Dimana Papua mencaplokan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bagaiman Komandan sendiri bagimana ada kesalahan disitu kah atau tidak Begitu?

Jawab Pak Denny, Kalau kita pada Prinsipnya Negara Indonesia Itukan negara kepulauan Bukan Negara Bagian, Pada Sifatnya , behineka tunggal Ika, kita Melihat prinsip dan Kondisi yang ada sifat kita melekat pada Bihineka tunggal Ika, tergantung pada Jiwa Nasionalisme kita. Jika Pa Heski Berada di tanah Papua Oke-oke saja, tetapi pada dasarnya kan pak heski ini merantau, Konteks disini pak heski cari ilmu setinggi-tingginya.
Hiskia “ Berarti Orang Merantau tidak bisa menyampaikan Aspirasi di Tanah Merantauan atau Kepad Pribumi ya?

Bapak Denni, Tetapi di Indonesia Disinikan tak ada berbedaan Bihineka Tunggal Ika, Berbeda-beda tetapi tetap satu.  kata Pak deni.

Hiskia” Kalau memiliki pemaham seperti itu berarti Orang Papua Tak Layak Tinggal Di Sulawesi utara menekuni Ilmu di sulawesi Utara Semacam begitu?
Bapak Denny, Oh.... tidak Juga bukan begitu, Pandangan yang pak hiskia ambil itu terlalu mengecilkan dan sifatnya terlalu mengecilkan. Pada Kenyataannya yang Pak Heski berjalan bicarakan Istilah Aman walaupun ditanah Rantau. 
Hiskia, Saya tidak menegrti kalau seorang nasionalisme bicara begini, bagimana caranya supaya mempersempit ruang bergerak di antara sesama begitu. Kita jaga nama sulawesi utara sama-sama.

Maka Dari itu Ketua KNPB Konsulat Hiskia Meage Meyampaiakn Bahwa Silahkan saja Untuk Memperingati Hati HUT Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang Ke 70 Tahun pada 17 Agustus 1945 Sampai 2015, Tetapi Kami sangat meneysal Negara Indonesia Sebagai Negara Hukum dan Negara Demokrasi tetapi tidak bisa mengakui Kesalahan kepada Bangsa Melanesia West Papua. Yang Mana Pencaplokan Wilayah Teritori Melanesian West Papua Kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Secara Ilegal pada tahun 1962 dan 1969. Isinya sebagai Berikut

Untuk mengelabui mata dunia, maka proses pengambil-alihan kekuasaan di Papua Barat dilakukan melalui jalur hukum internasional secara sah dengan dimasukkannya masalah Papua Barat ke dalam agenda Majelis Umum PBB pada tahun 1962. Dari dalam Majelis Umum PBB dibuatlah Perjanjian New York 15 Agustus 1962 yang mengandung “Act of Free Choice” (Pernyataan Bebas Memilih). Act of Free Choice kemudian diterjemahkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai PEPERA (Pernyataan Pendapat Rakyat) yang dilaksanakan pada tahun 1969.

Aturan ini berarti penentuan nasib sendiri harus dilakukan oleh setiap orang dewasa Papua pria dan wanita yang merupakan penduduk Papua pada saat penandatanganan New York Agreement. Namun hal ini tidak dilaksanakan. Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) 1969 dilaksanakan dengan cara lokal Indonesia, yaitu musyawarah oleh 1025 orang dari total 600.000 orang dewasa laki-laki dan perempuan.
Itu semua adalah Ilegeal maka Kami Ingin hidup bebas dari Negara Indonesia Melalui Referendum (Penentuan Nasib Sendiri) Bagi Bangsa Melenaesia Papua Barat. Suara Pasema


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

pengunjung

Subscribers Channel


Translate Pasema

Member

Flag Counter
 
Design Website : Design Website IG | Piter Papua Youtube | Piter Papua Facebook
Website Owner Suara Pasema
Copyright © 2020. Movie Papua - All Rights Reserved
'>'>Papuans Behind Bars the Irons
Piter Papua terima Design Blog Or Website
"body"