pendidikan,unmus
Dosen Unmus, Jeremias Martinus Patty. Jubi/Frans L Kobun
Merauke, Jubi- Dosen Universitas Negeri Musamus (Unmus) Merauke, Jeremias Martinus Patti menegaskan, berbagai persoalan yang terjadi di Unmus dibawah kepemimpinan Philipus Betaubun, harus ‘dibongkar.’ Sehingga menjadi terang benderang sekaligus diketahui masyarakat luas.
“Besok siang, saya bersama teman dosen atas nama Mulyadi Alriyanto Tajuddin serta puluhan mahasiswa dan pemuda, akan bertemu langsung dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke, Kanizia Mekiuw. Sudah ada komunikasi melalui telepon bersama Ibu Kanizia. Besok siang sekitar pukul 13.00 Wit, kami akan bertemu,” ujar Jeremias yang dihubungi Jubi Minggu (15/2/2015).
Berbagai permasalahan yang terjadi di Unmus akan dibongkar dalam pertemuan dengan Ketua DPRD Merauke. “Saya tidak ingin mendahului untuk menyampaikan kepada rekan-rekan wartawan terkait sejumlah permasalahan yang disampaikan. Biar nanti didengar secara langsung oleh teman-teman media besok ,” katanya.
Namun, lanjut dia, salah satu point yang akan disampaikan adalah sikap Rektor Unmus, Philipus Betaubun yang mengambil langkah skorsing kepada mereka tanpa ada surat resmi. Skorsing yang dilakukan itu, terkait langkah dari mereka dengan menggerakan 100 mahasiswa untuk aksi bagi-bagi bunga di Libra pada peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia tanggal 9 Desember 2014 silam.
Ditegaskannya, berbagai permasalahan di Unmus, sudah saatnya untuk dibongkar ke permukaan. Tidak perlu disembunyikan lagi. “Apa yang kami lakukan, agar ada perubahan di Unmus. Selama ini, berbagai permasalahan yang ditimbulkan, diabaikan begitu saja dan tidak diketahui banyak orang. inilah kesempatan untuk kita buka-bukaan,” tegas dia.
Jeremias juga mendukung langkah dari Komisi A DPRD Merauke untuk memanggil Philipus Betaubun agar didengar keterangannya secara langsung terkait sikapnya yang menskorsing dirinya bersama Mulyadi selama satu tahun.
Buntut dari pemberitaan tersebut, salah seorang rekan dosennnya atas nama Mulyadi, diteror melalui pesan singkat dari orang tidak dikenal. Dalam pesan singkat orang itu, disampaikan, tidak perlu sibuk mencari Rektor Unmus.
“Sudah diberikan kesempatan mengajar, dijalani saja. Tidak perlu mencari gara-gara. Ko dengan rektor, sama sama merantau. Jangan bikin diri seperti tuan tanah,” kata Jeremias mengutip pesan singkat peneror.
Ketua Komisi A DPRD Merauke, Moses Kaibu sebelumnya mempertanyakan langkah yang dilakukan Rektor Unmus dengan menskorsing dua dosen tersebut. “Itu patut untuk dipertanyakan. Ada apa sehingga ketika dua dosen bersama mahasiswa membagi bunga pada peringatan Hari Anti Korupsi, tetapi justru diberikan sanksi,” ujarnya.
Mestinya sebagai Rektor Unmus, kata Moses, harus memberikan apresiasi kepada dua dosen bersama mahasiswanya. Karena apa yang dilakukan itu, untuk mengingatkan semua orang terutama pejabat agar tidak melakukan korupsi. (Frans L)

Sumber : Tabloidjubi.com